tujuan

Blog ini kami buat dengan tujuan untuk mamberikan Informasi kepada seluruh warga BK yang ada di Indonesia.Dengan begitu ada pertukaran Informasi agar wawasan kita semakin meningkat,,

Kamis, 07 Juni 2012

ANALISIS MASALAH DALAM KONSELING “MODEL-MODEL KONSEPTUALISASI MASALAH” (fanistika lm 101014032)

ANALISIS MASALAH DALAM KONSELING
“MODEL-MODEL KONSEPTUALISASI MASALAH”

CONTOH KASUS

Indah merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Mereka merupakan anak kembar yang terlahir dengan selisih beberapa jam. Pada saat penempatan kelas, dia dipindahkan dari kelasnya dan ditempatkan dalam suatu kelas yang berisikan anak-anak yang mempunyai gangguan perilaku, seperti memulai perkelahian, menentang guru, dan mencuri sehingga prestasi belajarnya menjadi rendah dan tubuhnya terlihat semakin kurus. Menurut orang tuanya Indah sering sekali melakukan perbuatan yang tidak bertanggung jawab. Kebiasaan buruk yang dilakukan oleh Indah telah menyebabkan ketegangan yang terlalu sering di dalam keluarga. Orang tuanya juga menyatakan bahwa perilaku Indah sangat berbeda dengan saudara perempuanya dan menggunakan perilaku kakaknya sebagai contoh. Mereka semua tidak mengerti mengapa Indah sering sekali melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak bertanggung jawab, berbeda dengan saudara kembarnya. Dalam suatu wawancara dengan Indah, dia menyatakan bahwa ia merasa malu, cemas dan rendah diri dengan saudaranya yang selalu bersikap baik dan mempunyai banyak teman di sekolahnya. Indah juga menyatakan bahwa ia sengaja melakukan perbuatan ini untuk mencari perhatian. Dalam kasus ini, perilaku menyimpang dari Indah adalah mencuri, memulai perkelahian, dan menentang para guru. Namun, meskipun demikian di sekolah dia sering mengikuti lomba menyayi dan mendapatkan banyak sertifikat. Guru seni nya selalu membantu indah dalam mengolah vokal yang baik. Dalam hal ini beliau bekerja sama dengan konselor sekolah, sehingga bakat yang di miliki Indah sejak lahir ini bisa tersalurkan dan bisa membantu Indah meraih mimpinya menjadi penyanyi profesional.


1.      Model konseptualisasi masalah dari Swensen

Perilaku menyimpang
Tekanan
Kebiasaan adaptif
-          Memulai perkelahian
-          Prestasi belajar rendah
-          Menentang guru
-          Mencuri sesuatu yang bukan miliknya
-          Memiliki saudara kembar yang lebih unggul dan lebih baik dari Indah
-          Kelas yang bermasalah
-           Hubungan dengan orang tua tidak harmonis
-          Merasa tidak nyaman dengan kelas yang bermasalah
-          Kurang memiliki tanggung jawab pda diri sendiri
Dukungan
Potensi
Kebiasaan adaptif
-          Guru seni ingin membnatu agar klien menjadi penyanyi profesional
-          Konselor bersedia membantu memecahkan masalah klien
-          Mempunyai banyak sertifikat dari lomba menyanyi
-          Suara bagus
-          Mengikuti latihan vokal
-          Dapat mengikuti lomba menyanyi dengan baik
-          Bisa menampilkan dirinya dengan baik


2.      Model konseptualisasi masalah dari Seay
Kemungkinan lingkungan
Kesalahan kognitif
Gangguan afektif
Pola perilaku
-          Lingkungan kelas yang kurang teratur
-          Teman-teman yang selalu melakukan tindakan yang kurang baik di sekolah
-          Orang tua selalu membandingkan dengan saudara kembarnya
-          Pikiran yang buruk
-          Rendah diri
-          Menganggap saudara kembarnya lebih unggul
-          Cemas
-          Malu
-          Mencuri
-          Menentang guru
-          Memulai perkelahian


3.      Model konseptualisasi masalah dari Lazarus
Modalitas
Amatan
B : Behaviuor (Perilaku)
-          Mencuri
-          Menentang guru
-          Memulai perkelahian
A : Affect (Emosi)
-          Malu
S : Sensation (Perasaan tubuh)
-          Cemas
I : Imagery (Imajeri)
-          Menganggap Bahwa  saudara kembarnya lebih unggul darinya
C : Cognition (Kognisi)
-          Pikiran yang buruk
-          Rendah diri
I : Interpesonal (Relasi interpersonal)
-          Hubungan dengan orang tua kurang baik
-          Hubungan dengan guru seni baik
D : Drug (Tampilan fisik)
-          Tubuhnya nampak semakin kurus

4.      Model konseptualisasi masalah dari ABC

Modalitas
Amatan
Antendence    

-          Afektif : Malu
-          Somatic : Cemas
-          Perilaku : mencurui,
               menentang guru
-          Kognitif : Pikiran yang buruk,
               Rendah diri
-          Konstektual : di kelas  yang
                    kurang teratur
-          Relasional : kehadiran saudara perempuannya membuat dia selalu merasa rendah diri
Behaviour       

-          Mencuri
-          Menentang guru
-          Memulai perkelahian
Concequence  

Karena pikirannya yang selalu menganggap saudaranya lebih unggul sekarang konsekuensi yang di terima adalah dia selalu merasa rendah diri dan tidak mampu dalam akademik. Namun disisi lain dia bertekat untuk menjadi penyayi profesional dan membuktikan bahwa apa yang dikatakan ibunya bahwa saudaranya itu lebih unggul dari dirinya itu tidaklah benar.


Konselor bisa menggunakan konseling realita dengan cara memperhatikan pada perilaku yang kurang bertanggung jawab dari klien dan mengarahkan bagaimana ia dapat belajar mengambil tanggung jawab dari setiap tindakan yang dilakukannya, baik di rumah, sekolah maupun di masyarakat. Agar nantinya konseli bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan bertanggung jawab.

ANALISIS KASUS SISWI SMP GAGAL IKUT UN KEHAMILAN SISWI REMAJA


BK – PRIBADI SOSIAL
ANALISIS KASUS SISWI SMP GAGAL IKUT UN

KEHAMILAN SISWI REMAJA


Dunia remaja merupakan suatu tahap yang kritikal didalam kehidupan manusia, yaitu peralihan dari dunia anak-anak menuju ke dunia dewasa. Di tahapan ini seseorang memulai untuk mencari identitas dan penampilan diri. Tetapi faktor yang bisa mempengaruhi moral remaja juga akan mempengaruhi ketika dia menginjak dewasa.
Kehamilan pada masa remaja menghentikan proses pembentukan identitas dan tugas perkembangan. Mencoba secara memenuhi tugas-tugas perkembangan pada masa hamil dan pada masa remaja normal dapat sangat menyulitkan. Beban psikologis dapat menyebabkan depresi dan penundaan dalam memperoleh identitas seorang yang dewasa.
Bermula dari hubungan seks pranikah atau seks bebas sehingga terjadi kehamilan yang tidak diharapkan. Kehamilan remaja ini bisa merupakan akibat dari suatu hubungan seksual baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Remaja seringkali memperpanjang periode waktu antara mencurigai bahwa mereka hamil dan memastikan kehamilan tersebut. Hal ini biasanya disebabkan mereka menyangkal bahwa mereka hamil. Karena para remaja tidak rela mencurigai bahwa diri mereka hamil, para petugas kesehatan harus secara langsung menanyai remaja tentang aktivitas seksual mereka dan mendiskusikan pentingnya pemeriksaan dini jika dicurigai terjadi kehamilan. Mengupayakan mencegah resiko masalah kehamilan pada siswi remaja.



A.   Contoh Kasus

Disetubuhi Berkali kali Hingga Hamil, Siswi SMP Gagal Ikut UN
Rabu, 25 April 2012 13:00 WIB

LENSAINDONESIA.COM : Malang benar nasib Bunga (samaran) warga Petemon Surabaya ini. Gadis berusia 14 tahun dan siswi sebuah SMP di Surabaya ini terpaksa tidak bisa mengikuti Ujian Nasional (UN) karena hamil 7 bulan akibat di hamili seroang sopir truk bernama Nur Amin (23), warga Sememi Jaya, Surabaya.
Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya Suparti, tersangka berkenalan dengan Bunga sejak bulan September 2011,lalu. “Dari perkenalannya tersebut benih-benih cinta mulai tumbuh dan Amin berusaha merayu Bunga untuk melakukan hubungan layaknya suami istri dan dijanjikan hendak dinikahi jika hamil nantinya,” kata Suparti, Rabu (25/04).
“Pelaku sudah berkali-kali melakukan hubungan intim,” kata mantan Kapolsek Asemrowo ini. Namun, setelah Bunga hamil, Amin malah ingkar janji dan tak mau bertanggung jawab. Akhirnya orang tua Bunga melaporkan Amin ke unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Mapolrestabes Surabaya.
Amin kemudian ditangkap anggota unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Mapolrestabes Surabaya. “Tersangka kami bekuk tanpa perlawan setelah orang tua korban melaporkan kejadian itu,” imbuh Suparti. Saat ini Amin di tahan dan dan dijerat dengan pasal 81 (Ayat) 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2003 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara serta denda paling banyak Rp. 300 juta. @dhimas

B.     Masalah yang bisa muncul setelah terjadi kehamilan
-          Anak bisa mengalami trauma yang luar bisa untuk kedepannya
-          Anak akan mengalami gangguan belajar karena harus memikirkan kondisi kehamilanny.
-          Hamil di usia yang belum matang bisa mengakibatkan dia malu di masyarakat dan juga malu pada teman sebaya.
-          Orang tua kecewa dan sedih dengan kondisi anaknya yang harus hamil disaat yang kurang tepat


C.   Upaya Preventif
Upaya preventif yang bisa di lakukan supaya bisa menurunkan angka kehamilan pada siswi antara lain adalah:
-         Memberikan layanan bimbingan kelompok kepada para siswa
Pemberian layanan ini bisa mengambil tema tentang “pacaran yang sehat” atau bisa juga “Hindari pergaulan bebas”
-          Memberikan layanan informasi terkait tentang pentingnya pergaulan yang baik bagi para siswa. Mengadakan pendekatan personal, pembinaan-pembinaan, memberikan bimbingan-bimbingan, memberikan berbagai informasi mengenai bahaya dari perilaku yang salah dalam kehidupan (bahaya freesex, bahaya narkoba dan lain-lain)
-         Melakukan pemeriksaan dini jika dicurigai terjadi kehamilan.
Hal ini bisa di lakukan dengan melakukan tes urin kepada seluruh siswa yang ada di sekolah.

D.   Upaya Kuratif
siswa-siswi yang sudah terlanjur masuk dalam pergaulan yang tidak baik yakni dengan adanya penanganan personal dan intensif terhadap siswa yang melakukan pelanggaran-pelanggaran, memberikan konseling baik secara individu maupun kelompok kemudian dengan merefferal pada ahlinya jika anak sulit untuk diatur dan ditata kembali oleh sekolah

E.     Upaya Pengembangan
Upaya pengembangan bisa dilakukan dengan memantau para siswa agar tidak terjadi kehamilan oleh para siswinya.

F.      Peran konselor
Peran konselor dengan cara membantu para siswanya dengan melakukan beberapa layanan dan upaya mulai dari upaya preventif, kuratif dan pengembangan.
Kalau sudah terjadi kehamilan kepada para siswanya, konselor bisa membantu si anak membantunya supaya tidak di keluarkan dari sekolah agar tetap bisa mengikuti UN supaya beban psikologis yang ditanggungnya tidak terlalu berat karena harus dikeluarkan dari sekolah.
Kalau pun harus dikeluarkan, sebaiknya konselor membantu siswi tersebut untuk mengikuti ujian paket setara dengan pendidikannya.