ANALISIS
MASALAH DALAM KONSELING
“MODEL-MODEL
KONSEPTUALISASI MASALAH”
CONTOH
KASUS
Indah merupakan anak kedua dari dua
bersaudara. Mereka merupakan anak kembar yang terlahir dengan selisih beberapa
jam. Pada saat penempatan kelas, dia dipindahkan dari kelasnya dan ditempatkan
dalam suatu kelas yang berisikan anak-anak yang mempunyai gangguan perilaku,
seperti memulai perkelahian, menentang guru, dan mencuri sehingga prestasi
belajarnya menjadi rendah dan tubuhnya terlihat semakin kurus. Menurut orang
tuanya Indah sering sekali melakukan perbuatan yang tidak bertanggung jawab.
Kebiasaan buruk yang dilakukan oleh Indah telah menyebabkan ketegangan yang
terlalu sering di dalam keluarga. Orang tuanya juga menyatakan bahwa perilaku Indah
sangat berbeda dengan saudara perempuanya dan menggunakan perilaku kakaknya
sebagai contoh. Mereka semua tidak mengerti mengapa Indah sering sekali
melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak bertanggung jawab, berbeda dengan
saudara kembarnya. Dalam suatu wawancara dengan Indah, dia menyatakan bahwa ia
merasa malu, cemas dan rendah diri dengan saudaranya yang selalu bersikap baik
dan mempunyai banyak teman di sekolahnya. Indah juga menyatakan bahwa ia
sengaja melakukan perbuatan ini untuk mencari perhatian. Dalam kasus ini,
perilaku menyimpang dari Indah adalah mencuri, memulai perkelahian, dan menentang
para guru. Namun, meskipun demikian di sekolah dia sering mengikuti lomba
menyayi dan mendapatkan banyak sertifikat. Guru seni nya selalu membantu indah
dalam mengolah vokal yang baik. Dalam hal ini beliau bekerja sama dengan
konselor sekolah, sehingga bakat yang di miliki Indah sejak lahir ini bisa
tersalurkan dan bisa membantu Indah meraih mimpinya menjadi penyanyi
profesional.
1.
Model konseptualisasi masalah dari
Swensen
Perilaku
menyimpang
|
Tekanan
|
Kebiasaan
adaptif
|
-
Memulai perkelahian
-
Prestasi belajar rendah
-
Menentang guru
-
Mencuri sesuatu yang bukan
miliknya
|
-
Memiliki saudara kembar yang
lebih unggul dan lebih baik dari Indah
-
Kelas yang bermasalah
-
Hubungan dengan orang tua tidak harmonis
|
-
Merasa tidak nyaman dengan kelas
yang bermasalah
-
Kurang memiliki tanggung jawab
pda diri sendiri
|
Dukungan
|
Potensi
|
Kebiasaan
adaptif
|
-
Guru seni ingin membnatu agar
klien menjadi penyanyi profesional
-
Konselor bersedia membantu
memecahkan masalah klien
|
-
Mempunyai banyak sertifikat dari
lomba menyanyi
-
Suara bagus
|
-
Mengikuti latihan vokal
-
Dapat mengikuti lomba menyanyi
dengan baik
-
Bisa menampilkan dirinya dengan
baik
|
2.
Model konseptualisasi masalah dari Seay
Kemungkinan
lingkungan
|
Kesalahan
kognitif
|
Gangguan
afektif
|
Pola
perilaku
|
-
Lingkungan kelas yang kurang
teratur
-
Teman-teman yang selalu melakukan
tindakan yang kurang baik di sekolah
-
Orang tua selalu membandingkan
dengan saudara kembarnya
|
-
Pikiran yang buruk
-
Rendah diri
-
Menganggap saudara kembarnya
lebih unggul
|
-
Cemas
-
Malu
|
-
Mencuri
-
Menentang guru
-
Memulai perkelahian
|
3.
Model konseptualisasi masalah dari
Lazarus
Modalitas
|
Amatan
|
B
: Behaviuor (Perilaku)
|
-
Mencuri
-
Menentang guru
-
Memulai perkelahian
|
A
: Affect (Emosi)
|
-
Malu
|
S
: Sensation (Perasaan tubuh)
|
-
Cemas
|
I
: Imagery (Imajeri)
|
-
Menganggap Bahwa saudara kembarnya lebih unggul darinya
|
C
: Cognition (Kognisi)
|
-
Pikiran yang buruk
-
Rendah diri
|
I
: Interpesonal (Relasi interpersonal)
|
-
Hubungan dengan orang tua kurang
baik
-
Hubungan dengan guru seni baik
|
D
: Drug (Tampilan fisik)
|
-
Tubuhnya nampak semakin kurus
|
4.
Model konseptualisasi masalah dari ABC
Modalitas
|
Amatan
|
Antendence
|
-
Afektif : Malu
-
Somatic : Cemas
-
Perilaku : mencurui,
menentang guru
-
Kognitif : Pikiran yang buruk,
Rendah diri
-
Konstektual : di kelas yang
kurang teratur
-
Relasional : kehadiran saudara
perempuannya membuat dia selalu merasa rendah diri
|
Behaviour
|
-
Mencuri
-
Menentang guru
-
Memulai perkelahian
|
Concequence
|
Karena
pikirannya yang selalu menganggap saudaranya lebih unggul sekarang
konsekuensi yang di terima adalah dia selalu merasa rendah diri dan tidak
mampu dalam akademik. Namun disisi lain dia bertekat untuk menjadi penyayi
profesional dan membuktikan bahwa apa yang dikatakan ibunya bahwa saudaranya
itu lebih unggul dari dirinya itu tidaklah benar.
|
Konselor bisa
menggunakan konseling realita dengan cara memperhatikan pada perilaku yang
kurang bertanggung jawab dari klien dan mengarahkan bagaimana ia dapat belajar
mengambil tanggung jawab dari setiap tindakan yang dilakukannya, baik di rumah,
sekolah maupun di masyarakat. Agar nantinya konseli bisa menjadi pribadi yang
lebih baik dan bertanggung jawab.