LAPORAN HASIL WAWANCARA GURU BK SMAN
14 SURABAYA
PEDOMAN WAWANCARA
1. Wawancara
ke : Guru Bimbingan dan
Konseling
2. Waktu
wawancara : 24 Februari 2012 pukul
09.00 WIB
3. Tempat
wawancara : Ruang BK SMAN 14 Surabaya
4. Masalah
: Masalah pribadi
dan sosial yang dihadapi oleh siswa
5. Nama guru :-
Ibu Kurniati
6. Proses
wawancara : -
No
|
Pertanyaan
|
Daftar jawaban
|
1
|
Masalah apa yang sering dihadapi siswa?
|
1. Sering
membolos
2. Merokok di lingkungan sekolah
3. Tidak
percaya diri
4. Sering
telat ke sekolah
5. Sulit
menentukan pilihan
|
2
|
Apa dampak atau akibat paling parah ketika siswa
mengalami masalah itu?
|
Di skorsing dan
jika hukuman belum dapat membuat jera peserta didik,kebijakan selanjutnya
adalah mengembalikan peserta didik kepada orang tuanya.
|
3
|
Masalah sosial apa yang paling banyak dialami
siswa?
|
1. Kurang
mampu atau tidak mau bersosialisasi
2. Cuek
dengan teman
3. Murung
karena patah hati/putus cinta
4. Tidak
siap menghadapi ujian
|
4
|
Apa dampak atau akibat paling parah ketika siswa
mengalami masalah sosial?
|
1.
Tidak punya teman
2.
Tidak betah berada di lingkungan keluarga
3.
Nilai mata pelajaran turun drastis.
|
5
|
Faktor apa saja yang diduga menyebabkan masalah
pribadi atau sosial tersebut?
|
· Dari
diri sendiri :
1. Merasa
tidak puas dengan keadaan diri ( secara fisik,ekonomi dll)
2. Kebiasaan/
managemen waktu yang kurang baik
· Dari
lingkungan:
1.
Broken home, tidak tinggal
bersama orang tua atau hanya tinggal dengan salah satu orang tua.
2.
Orang tua tidak memiliki
penghasilan yang cukup,sehingga tidak bisa memenuhi apa yang diinginkan anak.
3.
Orang tua di PHK , anak tidak
siap dengan pola hidup yang berubah .
4.
Takut dengan orang disekitar( guru, orang tua maupun teman)
|
6
|
Bagaimanakah upaya preventif untuk mencegah
terjadinya masalah pribadi atau sosial tersebut?
|
-
Diawal semester: sosiometri(untuk
menentukan tempat duduk peserta didik)
-
Setiap siswa diwajibkan untuk
selalu datang ke ruang BK,walaupun tidak ada masalah dan hanya sekedar
membicarakan kegiatan yang telah dilakukannya.
-
membekali mereka dengan informasi
tentang agama untuk membentengi mereka dari masalah-masalah itu
|
7
|
Bagaimanakah upaya kuratif untuk mengatasi masalah
pribadi atau sosial tersebut?
|
-
mengajak mereka berdiskusi dan
membuat kesepakatan agar mereka tidak mengulangi kesalahan mereka lagi.
-
Memanggil orang tua untuk membicarakan permasalahan yang dihadapi
anaknya.
|
8
|
Bagaimanakah upaya pengembangan jika anak itu
sudah sembuh dari masalah pribadi atau sosial tersebut?
|
1.
tetap memantau mereka dan kadang
kala mengajak mereka mengobrol dan menanyakan janji mereka yang telah siswa
dan konselor lakukan dulunya serta menanyakan manfaat yang dapat diperoleh
setelah melakukan
|
Kesimpulan:
Dari data diatas masalah pribadi yang sering dialami
di siswa yaitu membolos, hal ini dilatarbelakangi oleh banyak faktor
diantaranya kurangnya perhatian dari orang-orang disekitarnya. Sedangkan untuk
masalah sosial yang sering dialami adalah kurang mampunya mereka untuk
bersosialisasi dengan teman ataupun dengan sengaja tidak mau mencari teman.
Masalah pribadi maupun sosial ini akan berdampak pada hasil prestasi siswa di
sekolah. Disini guru BK berperan untuk membantu siswa dalam mencegah munculnya
masalah, ikut berperan dalam upaya pengentasan masalah maupun untuk
mengembangkan prilaku siswa kea rah yang lebih baik.
GAMBARAN BK DI SMAN 14
SURABAYA
Wawancara
kami lakukan di SMAN 14 Surabaya pada 24 Februari 2012 pukul 09.00 WIB. Kami disambut
oleh Guru BK dengan ramah, mereka sangat terbuka dalam menjawab pertanyaan yang
kami ajukan. Di SMAN 14 Surabaya terdapat lima guru BK yang semuanya adalah wanita. Setiap guru
BK di sana bertanggung
jawab terhadap 150 siswa. Di sana BK tidak ada jam untuk masuk kelas, manyikapi hal ini guru BK mencari solusi lain dengan cara mengatur jadwal siswa secara rutin untuk datang ke ruang
BK walaupun hanya
sekedar curhat, bertanya
ataupun bercerita
tentang belajarnya . Hal ini
dilakukan sebagai upaya untuk memparbaiki”image” ruang BK yang dulunya dianggap
sebagai tempat untuk “menghakimi” anak yang bermasalah. Bimbingan dan konseling
di sini menerapkan buku point yang digunakan sebagai sarana mencatat semua
kegiatan siswa disekolah,baik yang positif( disiplin, rajin,adanya peningkatan
belajar) maupun yang negative (pelanggaran). Buku point ini digunakan guru
BK untuk membantu bagian tata tertib dengan
memberikan point minus pada mereka yang telat, disini guru BK tidak bertugas
memberi hukuman atau menjadi “polisi sekolah” melainkan hanya memantau siswa yang sering telat karena
mereka sadar akan peran dan tugas mereka. Seandainya ada masalah diluar
wewenangnya maka guru BK menyerahkan masalah itu kepada yang bertugas menangani
masalah itu agar tidak terjadi salah persepsi pada diri siswa mengenai tugas
dan wewenang guru BK.
Guru
BK di SMAN 14 Surabaya sangat memperhatikan anak didiknya, hal ini terlihat
dari keaktifan guru BK menghubungi siswa sendiri maupun keluarga dekatnya
ketika siswa tidak hadir di sekolah. Ini dilakukan sebagai upaya untuk terus
memantau keadaan peserta didik dan mendiagnosis dari awal jika siswa memiliki
permasalahan.
Layanan
bimbingan dan konseling di sekolah ini hanya terbatas pada jam aktif pelajaran
yakni dari pukul 06.30-15.00 WIB. Siswa yang ingin mendapatkan layanan
bimbingan ataupun konseling di luar jam sekolah tidak akan dilayani oleh
konselor. Konselor tidak bermaksud untuk menolak konseli tetapi hal ini
dimaksudkan untuk menghindarkan BK digunakan sebagai alasan siswa untuk
melakukan kegiatan lain diluar sepengetahuan orang tua.
Salah Satu Kasus yang
Terjadi di SMAN 14 Surabaya
”
anak sering membolos”
Anak
meminta sepeda motor untuk digunakan ke sekolah,tetapi karena ekonomi keluarga
yang tidak memungkinkan maka orang tua menolak permintaan anaknya tersebut. Hal
ini menyebabkan anak menjadi malas pergi ke sekolah.
Anak pamit ke orang tua berangkat ke sekolah tetapi
sebenarnya ia nongkrong di warung sehingga orang tua tidak mengetahui hal ini.
hal ini sebenarnya dilakukan anak sebagai upaya protes terhadap orang tua
mereka yang tidak memenuhi keinginannya.
·
Penyebab
:
anak merasa rendah diri dengan teman-temannya karena
dia masih menggunakan sepeda pancal ke sekolah.Kebanyakan temannya menggunakan
sepeda motor untuk ke sekolah,hal ini menyebabkan dirinya merasa tidak sepadan
dan minder ketika harus bergaul dengan mereka. Anak mencari teman lain diluar sekolah yang
dianggap “sama” dengannya.
·
Dampak
:
Anak sering tidak masuk sekolah sehingga menyebabkan
kegiatan belajar peserta didik menjadi terganggu dan nilainya menjadi turun
·
Penanganan:
1.
Mengetahui
hal ini guru BK langsung menghubungi orang tua siswa untuk mengetahui alasan
siswa tidak hadir ke sekolah. Namun orang tua siswa mengatakan bahwa anaknya
pamit untuk berangkat kesekolah.. Hal ini tidak sesuai dengan fakta yang ada
dilapangan bahwa anak telah beberapa kali membolos dengan alasan yang tidak
jelas.
2.
Berhubung
anak tersebut tidak kunjung masuk sekolah setelah beberapa kali diberi peringatan
maka guru BK memutuskan untuk memanggil orang tuanya ke sekolah. Guru BK
menggali informasi dari wali murid berkenaan dengan hal ini yang pada akhirnya
dapat ditemukan inti dari permasalahan ini adalah keinginan siswa yang tidak
terpenuhi untuk memiliki sepeda motor.
3.
Selanjutnya
guru BK memanggil siswa itu untuk
membahas masalahnya dan menanyakan hal apa yang melatarbelakangi tindakannya
tersebut. Disini guru BK memberikan pemahaman tentang dampak dari tindakannya
tersebut . Menyadarkan siswa bahwa materi tidak dapat menjamin keberhasilan
hidup seseorang, justru dengan kekurangan yang dialaminya dapat digunakan
sebagai motivasi untuk mencapai prestasi yang dapat menunjang kesejahteraan
keluarganya dimasa yang akan datang.
4.
Setelah
siswa menyadari bahwa persepsinya bahwa dengan memiliki sepeda motor prestasi
belajar akan meningkat itu tidak sepenuhnya benar, guru BK terus memberikan
dukungan dan tak lupa selalu memantaunya melalui kunjungan rutin siswa ke BK
maupun informasi dari teman dekatnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar